Tuesday, 16 October 2012

MALAYSIA TURUNKAN DUTI EKSPORT MINYAK SAWIT MENTAH.... INDONESIA 'MELOMPAT' !!!!



















Indonesia melompat lagi atas tindakan Malaysia. Terbaru pengurangan duti eksport minyak sawit mentah dari 23% kepada 4.5%  hingga 8.5% dianggap sebagai penjejas utama pasaran minyak sawit mentah negara tersebut.

Para blogger pembangkang di Malaysia yang selama ini membanding-bandingkan duti eksport minyak sawit mentah negara ini yang dikatakan terlalu tinggi berbanding Indonesia yang duti eksport minyak sawit mentahnya berkadar 13.5%, tidak pula bertindak membela Malaysia apabila pihak di Indonesia menyuarakan ketidakpuasan hati mereka.

Biasalah, anjing-anjing pembangkang dalam Malaysia mana ada semangat cintakan negara. Yang mereka tahu, runtuhkan negara.

Pihak Indonesia pula perlu sedar diri mengenangkan seberapa lama telah mereka menikmati kelebihan cukai eksport yang sekali ganda lebih rendah dari Malaysia dan tiada timbul soal gusar bimbang dan 'potong jalan' selama itu.

Pada ketika meraup untung, terfikirkah mereka akan kerjasama?

LIHAT ARTIKEL BERIKUT  :

Pengusaha RI Gundah Malaysia Pangkas Bea Keluar CPO 
Indonesia dan Malaysia merupakan pemasok utama CPO duniaSelasa, 16 Oktober 2012, 14:07 
VIVAnews - Produsen kelapa sawit nasional sedang gundah. Penyebabnya, pemerintah Malaysia berencana memangkas bea keluar produk kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dari semula 23 persen menjadi 4,5-8,5 persen.  
Managing Director Sinar Mas Group, Gandi Sulistayanto yang juga mewakili Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menilai, kebijakan bea keluar CPO yang diterapkan Malaysia akan berdampak terhadap ekspor produk serupa dari Indonesia.
"Secara keseluruhan dari CPO di dunia 80 persennya berasal dari Indonesia dan Malaysia," ujar Gandi ketika ditemui disela International Chamber of Commerce di Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2012.
Gandi menjelaskan, perbedaan kebijakan dari salah satu negara penguasa pasar CPO dunia ini, akan berpengaruh terhadap produsen yang lain.
Kebijakan pemerintah Malaysia itu tentu saja mengkhawatirkan produsen CPO nasional. Saat ini, 75 persen dari total produksi CPO Indonesia ditujukan untuk ekspor.
Melihat gelagat negara tetangga itu, Gandi menyatakan pihaknya akan segera membahas hal ini dengan pihak Malaysia dalam waktu dekat. Selain merugikan Indonesia, kebijakan Malaysia juga akan merugikan ASEAN secara keseluruhan.
GAPKI, lanjut Gandi, juga akan menghadap Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan untuk memberikan masukan mengenai kompetisi pasar CPO dengan Malaysia.
"Maksud kita bukan kebijakannya yang disamakan dengan Malaysia, tapi dibicarakan agar tidak saling mendahului," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah Malaysia rencananya akan memangkas bea keluar CPO dari yang sebelumnya 23 persen menjadi hanya sekitar 4,5-8,5 persen. Kebijakan baru ini rencananya mulai berlaku awal tahun mendatang. (eh)

sumber :  IPOHMALAY 

No comments: