Jangan Ikut Perangai Arab !!
Saja nak berkongsi dengan pembaca sekalian pasal video di bawah ni.
Ini video pasal seorang Putera Arab Saudi yang ke berapa entah (depa kan byk Putera Raja). Berhibur dan membazirkan wang dengan cara begini.
Inilah perangai orang Arab. Mentang²lah kaya, abihkan duit macam tu saje... SUMBER
Ini video pasal seorang Putera Arab Saudi yang ke berapa entah (depa kan byk Putera Raja). Berhibur dan membazirkan wang dengan cara begini.
Inilah perangai orang Arab. Mentang²lah kaya, abihkan duit macam tu saje... SUMBER
Pakaian yang dipakai melambangkan seorang muslim....tp perangai ngalahkan syaitonnirrojim....
Kemewahan yg mereka miliki menjadikan mereka bergelumang dengan harta setiap masa....
Baca seterusnya....
Mereka masuk daftar orang terkaya dunia. Digoyang skandal, dihantui perubahan politik.
Pelabuhan Cannes, Perancis sebelah tenggara. Tahun pada almanak menunjuk 2004. Tak jauh dari pantai kawasan French Riviera yang termasyhur itu, tujuh kapal pesiar super mahal baru saja melemparkan sauh di birunya Laut Mediterania. Musim panas belum lama tiba.
Salah satu yacht panjangnya lebih dari 85 meter, nyaris menyaingi lapangan bola sepak. Pemilik sebelumnya terdaftar atas nama Donald Trump, taipan asal Amerika Serikat, yang tak pernah lungsur dari daftar orang terkaya versi majalah Forbes.
Itu termasuk tujuh Mercedes 500 SEL bercatkan warna-warna pelangi. Itu sebabnya dia dijuluki Sheikh Pelangi. Untuk menyimpan kenderaannya, ia membangun garaj berbentuk piramid. "Kami tak pernah sekali pun menyimpan wang di bank. Kami selalu menghamburkan wang yang kami dapatkan,” ungkapnya kepada Discovery Channel.
Dia memang tak pernah berhenti menarik perhatian. Misalnya, dia mengerjakan projek mengukir namanya sendiri pada sebuah pulau. Di pasir Al Futaisi, demikian nama pulau itu, Hamad mencetak namanya di hamparan sepanjang 3 kilometer. Tinggi hurufnya sekitar 800 meter. Kata itu, yakni sama dengan namanya – Hamad – lantas dialiri air. Konon, ukiran nama itu dapat ditatap dari angkasa lepas.
Persidangan Nayef pun berjalan in absentia. Pengadilan menyatakan ia bersalah, dan wajib membayar denda US$100 juta. Tapi di manakah Nayef saat hakim mengetuk palu hukum?
Tak ada tempat senyaman rumah, demikian kata pepatah. Ia telah berada di Saudi, berkat akal-akalan cukup mujarab: kekebalan diplomatik. Silapnya, Perancis tak punya perjanjian ekstradisi dengan Saudi. Nayef pun tak tersentuh jangkauan hukum internasional. Di negeri sendiri, ia sudah pasti kebal hukum.
Menurutnya, di Saudi berlaku semacam ketentuan tak tertulis: para pangeran Saudi tak tersentuh hukum. Mereka ada di atas hukum. Mereka di luar hukum.
Itu sebabnya sanksi hukum seakan muskil dijatuhkan kepada keluarga istana. Tidak hairan Pangeran Nayef, sang penyeludup kokain itu, bebas berkeliaran di tanah Arab. Aksi protes warga, yang rata-rata berasal dari golongan minoriti Syiah, kadang muncul meningkahi tindak-tanduk keluarga istana.
Tapi protes itu seperti teriakan yang menguap di padang pasir. Kebebasan berbicara dibatasi. Tuntutan warga dihadapi secara personal. Aturan agama yang terlalu ortodoks tetap berlaku, dan petugas keamanan bersenjata lengkap bila pun dapat menindak kaum yang tak diinginkan. Sejauh ini, keluarga kerajaan, yang juga memerintah negeri, mampu menangkis tuntutan reformasi.
***
Meski begitu, tatkala negara-negara di jazirah Arab itu digoyang oleh gerakan demokrasi, Arab Saudi tak ayal ikut gelisah. Para aktivis pro perubahan lalu menyebarkan di internet tiga petision reformasi politik radikal. Yang paling serius, satu petision diteken 1.500 figur, termasuk kaum liberal dan Islamis. Isinya menuntut agar kerajaan menjalankan 12 langkah reformasi menuju sistem monarki konstitusional.(Lihat infografik profil politik "Para Raja di Jazirah Arab")
Selain itu, terilhami revolusi Mesir, para tokoh itu berkempen lewat Facebook. Mereka mengundang warga Saudi bergabung dalam “day of rage” pada March lalu. Tentu, dengan 39% populasi didominasi anak-anak muda berusia 20-24 tahun—dan ramai antara mereka dalam keadaan menganggur, Arab Saudi harus khawatir.
Kerajaan lalu bereaksi. Laman petision online itu pun disekat. Seperti dilaporkan The Economist, seorang kiai Syiah ditangkap karena khutbah Jumaatnya mendukung monarki konstitusional.
Agar keadaan lebih tenang, raja lalu memberikan semacam sogokan kecil, suatu formula standard menghadapi tekanan dari rakyat bawah. Dia mengeluarkan paket bantuan sebesar US$35 juta, berisi subsidi hutang rumah tangga, kredit rumah lebih besar, dan kenaikan gaji sebesar 15% bagi pegawai negeri.
Tak hanya di dalam negeri, pemerintah Saudi pun serius menghadapi ancaman ‘revolusi’ di luar wilayahnya. Business Week menulis pada awal Ogos tahun ini, kaum Sunni di Saudi curiga Iran terlalu jauh menebarkan pengaruh ke negara-negara Arab, seperti Bahrain dan Irak.
Itu sebabnya, mereka mencuba melemahkan Iran lewat perdangangan minyak. “Sektor perminyakan Iran teramat rapuh. Saatnya mendesak pemerintahan mereka bergabung dalam upaya dunia mewujudkan perdamaian,” Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala badan intelijen Arab Saudi, menegaskan dalam pidatonya.
Kini, Arab Saudi juga tengah menyaksikan 24 juta penduduk Yaman dalam keadaan kelaparan, dilengkapi persenjataan berat. Mereka juga cemburu dengan kekayaan negara tetangganya, dan bersiap menyeberangi perbatasan.
Jika perang saudara meletus di Yaman, gelombang pengungsi akan menggulung wilayah perbatasan. Para petinggi kerajaan Saudi juga masih bimbang memulangkan Presiden Ali Abdullah Saleh--yang kini memulihkan diri di Riyadh dari cedera serangan bom, ke Sana, ibukota Yaman.
Seandainya saat itu tiba, anggota kerajaan patut berdoa agar Kingdom Tower, projek ambisius dicanangkan Pangeran Walid, telah sempurna. Menara itu akan menjulang tinggi sekitar satu kilometer. Mungkin tempat itu sesuai untuk berlindung, sekaligus menjadi menara pengawas.
http://us.sorot.vivanews.com
No comments:
Post a Comment