Kawah Bulan
Pada Jumaat (17/5/2013), sebuah meteorit menghantam permukaan Bulan dengan kecepatan 90.000 km/jam.
"Pada 17 Maret 2013, sebuah batu besar menghantam wilayah Bulan yang disebut Mare Imbrium. Benda itu menimbulkan ledakan dan cahaya terang, 10 kali lebih terang dari cahaya yang biasanya kami lihat," kata Bill Cooke, Meteoroid Environment Office, NASA, seperti dikutip Space, Jumat.
Kawah baru terbentuk akibat ledakan berukuran lebih kurang 20 meter. Sementara itu, meteorit yang menghantam berukuran 30-40 cm dengan berat sekitar 40 kg.
Ilmuwan memprediksi, meteorit yang membentuk kawah baru di Bulan itu berasal dari sisa-sisa komet. Ledakan yang terjadi saat meteorit itu menghantam Bulan diperkirakan sebesar 9 ton TNT atau 9 kali lebih kuat dari ledakan bom konvensional.
Meski kilatan cahaya yang ditimbulkan saat meteorit tersebut menumbuk Bulan sangat terang, proses tumbukan tak disadari dan tak disaksikan secara real time.
Peristiwa itu baru ditemukan saat Ron Suggs, analis di Marshall Space Flight Center, NASA, di Huntsville, melihat video tumbukan meteorit yang direkam oleh perangkat milik NASA. "Obyek itu melompat persis ke arah saya dan sangat terang," katanya.
Meteorit itu dengan mudah menumbuk dan membentuk kawah di permukaan Bulan karena satelit alami Bumi itu tak memiliki atmosfer pelindung.
Bagaimana jika meteorit dengan ukuran yang sama menumbuk Bumi? Atmosfer Bumi akan membakar habis meteor tersebut. Tak akan ada kawah yang terbentuk akibat meteorit itu, apalagi malapetaka. Meteorit mungkin hanya akan menyebabkan bola cahaya terang yang terobservasi oleh warga Bumi.
Bumi beruntung karena memiliki atmosfer. Benda-benda langit berukuran relatif kecil takkan dengan mudah memusnahkan makhluk hidup di dalamnya.
"Pada 17 Maret 2013, sebuah batu besar menghantam wilayah Bulan yang disebut Mare Imbrium. Benda itu menimbulkan ledakan dan cahaya terang, 10 kali lebih terang dari cahaya yang biasanya kami lihat," kata Bill Cooke, Meteoroid Environment Office, NASA, seperti dikutip Space, Jumat.
Kawah baru terbentuk akibat ledakan berukuran lebih kurang 20 meter. Sementara itu, meteorit yang menghantam berukuran 30-40 cm dengan berat sekitar 40 kg.
Ilmuwan memprediksi, meteorit yang membentuk kawah baru di Bulan itu berasal dari sisa-sisa komet. Ledakan yang terjadi saat meteorit itu menghantam Bulan diperkirakan sebesar 9 ton TNT atau 9 kali lebih kuat dari ledakan bom konvensional.
Meski kilatan cahaya yang ditimbulkan saat meteorit tersebut menumbuk Bulan sangat terang, proses tumbukan tak disadari dan tak disaksikan secara real time.
Peristiwa itu baru ditemukan saat Ron Suggs, analis di Marshall Space Flight Center, NASA, di Huntsville, melihat video tumbukan meteorit yang direkam oleh perangkat milik NASA. "Obyek itu melompat persis ke arah saya dan sangat terang," katanya.
Meteorit itu dengan mudah menumbuk dan membentuk kawah di permukaan Bulan karena satelit alami Bumi itu tak memiliki atmosfer pelindung.
Bagaimana jika meteorit dengan ukuran yang sama menumbuk Bumi? Atmosfer Bumi akan membakar habis meteor tersebut. Tak akan ada kawah yang terbentuk akibat meteorit itu, apalagi malapetaka. Meteorit mungkin hanya akan menyebabkan bola cahaya terang yang terobservasi oleh warga Bumi.
Bumi beruntung karena memiliki atmosfer. Benda-benda langit berukuran relatif kecil takkan dengan mudah memusnahkan makhluk hidup di dalamnya.
Sumber :