Thursday, 4 October 2012

HUJAN ASID DI KARABASH

Karabash merupakan sebuah kota kecil di kawasan Chelyabinsk, Rusia. Kota berpenduduk 15 ribu orang itu mulai ramai sejak tahun 1822, setelah para pelombong menemukan cadangan emas di kawasan tersebut. 



Di awal abad ke-20, para pelombong juga mulai menggali tembaga dari perut bumi. Sayangnya, setelah beberapa dekad bijih tembaga digali dan masyarakat mendirikan kilang-kilang peleburan logam, kota itu kemudian berubah menjadi kawasan darurat ekologi.

EnglishRussia melaporkan, setiap tahun, kilang itu mengeluarkan 180 ton gas yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam di kawasan sekitarnya. Sebagai bukti parahnya polusi dan hujan asam itu, pergunungan di sekitar Karabash kehilangan semua tumbuhan hijaunya.




Kota Karabash sendiri sangat berdebu, masyarakat kerap mengalami gangguan pernafasan. Barah, eksim, buah pinggang, nyanyuk, pertumbuhan tidak normal, dan kelumpuhan otak merupakan penyakit yang umum terjadi.

Pada sungai yang mengalir di kota itu, konsentrasi zat besi mencapai 500 kali ganda dibanding biasa. Tidak ada tumbuhan yang mampu hidup dalam jarak 100 meter dari pinggir sungai.



Meski keadaan ekologi di Karabash sudah mulai pulih, kemudahan perawatan sudah mula dibangunkan, akan tetapi keadaan daerah itu masih jauh dari kebiasaan. 

Gas dan asap yang keluar dari proses peleburan tembaga terus dihembuskan. Padahal ianya tidak pernah ditapis sebelumnya. Longgokkan material sisa kilang juga mencapai tinggi lebih dari 50 meter.

Dengan hujan asid yang turun terus menerus, hampir membunuh semua kehidupan di situ, hujan angin juga menghanyutkan tanah dan gunung-gunung berubah menjadi bongkahan batu.



Pada akhir tahun 1989, kilang di Karabash dihentikan kerana situasi ekologi yang semakin meruncing. Seorang daripada lima penduduk kehilangan pekerjaan dan kota itu mengalami period krisis. Namun meningkatnya masalah akibat sosioekonomi membuat pengeluar kilang di kota itu kembali digulirkan pada tahun 1998.

Sumber :
viva.co.id

No comments:

Post a Comment